Selamat Datang!

Mencobalah untuk lebih dekat! Agar semua rasa bisa dilebur, demi meringankan jiwa yang sedang kalut!

Carilah Sesuatu Yang Hilang Itu

Google

06 April 2008

Puisi TS Eliot (1888-1965)

YANG MENDAHULUI

I

Musim dingin malam menenangkan
Dengan aorama stik di kejauhan jalan.
Jam enam tepat.
Terbakar musnah penuh hari-hari berasap.
Dan kini seliuk angin ribut pancuran membungkus
Sisa kotoran
Dari dedaunan melayu selingkar kakimu
Dan koran begitu hampa;
Pancuran-pancuran memukul
Pada kebutaan dan jambangan cerobong asap,
Dan di sudut jalan
Sebuah kereta kuda uap kesepian dan menghentak
kaki.
Dan kemudian cahaya menerangi

II

Pagi muncul dengan sadar
Aroma bir jahanam memusingkan
Dari serbuk gergaji menginjak jalan
Semua kakinya berlumpur tertekan
Pada awal jamuan kopi.
Dengan penyamaran lain
Waktu berlanjut,
Orang berpikir dari semua tangan-tangan
Yang sedang bangkit dari bayangan kumal
Pada seribu perkakas ruangan.

III

Kau lemparkan sebuah selimut dari tempat tidur
Kau baringkan pada punggungmu, dan tunggulah
Kau tidur sejenak, dan tontonlah penampakan\
malam
Ribuan pikiran kotor
Yang mana jiwamu diangkat;
Mereka mengedip melawan langit-langit.
Dan bila semua dunia kembali
Dan cahaya merangkak pelan diantara penutup
jendela
Dan kau mendengar burung pipit di pancuran atap,
Kau miliki sebuah impian pada jalanan
Sebagaimana jalanan sulit dimengerti;
Duduklah sepanjang ujung tempat tidur, dimana
Kau lengkungkan kertas-kertas dari rambutmu,
Atau jepitan sol kuning di kaki
Pada telapak tangan berlumur tanah.

IV

Jiwanya meregang rapat melintasi angkasa
Yang pudar di belakang kota terkunci,
Atau diinjak kaki bertubi
Pada jam empat atau lima;
Dan jejari persegi pendek mengisi pipa-pipa,
Dan koran malam, dan mata
Yakin seyakin-yakinnya,
Suara hati dari sebuah jalanan buruk
Tak sabar memikul dunia.

Aku digerakkan oleh khayalan yang dilengkungkan
Sekitar imej ini, dan melekat:
Pikiran dari beberapa kelembutan tak hingga
Tak hingga menderita.

Sapulah tanganmu melewati mulutmu, dan
tertawalah;
Dunia berputar bagaikan wanita kuno
Menghimpun mengisi kekosongan.

1917

SWEENEY DIANTARA BURUNG BULBUL

Leher Sweeney membentangkan lututnya
Membiarkan lengannya menggantung tertawa,
Zebra membelang sepanjang rahangnya
Membesar menodai jerapah.

Lingkaran bulan badai
Menyelip ke Barat menuju Sungai PLate
Kematian dan Raven mengalir terus
Dan Sweeney menjaga terompet gerbang.

Orion suram dan anjingpun sama
Diselubungi; dan heninglah lautan lisut;
Seorang bermantel Spanyol
Mencoba duduk di lutut Sweeney

Tergelincir dan tariklah meja pakaian itu
Membalikkan sebuah cangkir kopi,
Mengantur kembali pada lantai
Ia menganga dan menarik sebuah kaus kaki;

Lelaki diam dalam coklat moka
Terlentang pada ambang jendela dan anggur;
Pelayan membawakan jeruk
Pisang ara dan anggur rumah panas;

Vetebrata diam dalam warna coklat
Perjanjian dan memusatkan pikiran, menyendiri;
Rachel Rabinovitch nama waktu gadis
Airmata anggur dengan cakar kejam;

Ia dan perempuan itu dalam mantel
Dicurigai, pikiran dalam perkumpulan
Untuk itu lelaki dalam mata berat
Mundur selangkah, menunjukkan keletihan,

Meninggalkan ruangan itu dan muncul lagi
Di luar jendela itu, bersandarlah,
Cabang wistaria
Membatasi sesungging seringai emas;

Tuan rumah dengan seorang tak dikenal
Bercakap pada bagian pintu,
Burung bulbul sedang bernyanyi riuh
Biarawan dari roh Kudus,

Dan bernyanyi dalam kayu berdarah itu
Saat Agamemnon meraung keras,
Biarkan cairan mereka pindah jatuh
menodai mayat berkain kafan aib.

1919

Diterjemahkan oleh Edo Virama Putra dari Antologi American Poetry

Padang Ekspres, 6 April 2008

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Trims,

Saya menikmatinya :)

Salam

Unknown mengatakan...

Wow... Thanks alot. bisa belajar lebih banyak dengan puisi kwarter,juga Sweney yang racikan ceritanya berkesinambungan.