Selamat Datang!

Mencobalah untuk lebih dekat! Agar semua rasa bisa dilebur, demi meringankan jiwa yang sedang kalut!

Carilah Sesuatu Yang Hilang Itu

Google

13 Februari 2009

ini untuk abi



ujung sorbannya sudah terlalu lama lusuh
dikepung debu dan waktu
yang berkejaran melewati kota

abi sering menyeruak di antara ilalang
melewati barisan kurma yang tumbang
dan ranggas

kata abi, rumah-rumah seperti barisan laskar
yang cerai berai dilumat api permusuhan
tetapi, abi masih bisa bertahan di kota ini
menunggu perut waktu menemui ajalnya

hanya saja, berkali-kali semangat itu dipatahkan
oleh mesiu yang mondar-mandir tak bertujuan

entah kapan seekor dua ekor burung pipit
akan mampir lagi di atas atap kota

hingga subuh menyerupai kepulan asap berwarna jingga
dalam asuhan langit, bintang-bintang jatuh
menampakkan surainya
dan berdentam ria, di dekat pembaringan para pengungsi

abi telah kehilangan sorbannya itu
dijemput cahaya yang susul-menyusul dari atas rumah

dan, aku tak lagi bertemu abi
seperti anak-anak pengungsi lainnya
yang tak bertemu dengan ayahnya lagi

Februari 2009

Menemui Reda

;sebelum reda, kutawar janji pada hujan
itu menengarai sunyi yang sedan
lagi pula, aku tak meminta sesuatu yang memberatkan
jika hujan esok hari setuju memberi pertanda


gadis yang berkelindan pada perempatan barisan itu
kemarin, dan kemarinnya lagi
pertemuan meringkus jejak dan jarak
bersitatap melampaui kejauhan

oh, aku hanya meminta hujan sebagai pertanda
bersamaan dengan kemunculan gadis itu kembali
dan aku akan mengejarnya sampai batas ilalang
sampai kutemui ia, dengan debaran jantung
lebih berlipat kencang dari biasanya

sungguh, kerinduan yang belum dapat terobati

sementara waktu tak lekas berpisah
menggodaku seperti prajurit yang kalah

maka sebelum reda, kutawar janji pada hujan
agar menemuiku bersama gadis yang berkelindan pada perempatan barisan
besok, dan besoknya lagi

Tunggang, Januari 2009

06 Januari 2009

Jika Kuntum Tak Lagi Mekar

kungin bebunga mekar
mewarna taman jadi indah
mengharumkan lelangit, oh awan yang merintih duka
runtuhkanlah decakan kagum yang mengulum
biar kuyakin pula, bebunga jadi mekar

kucoba tawar isak kuntumku
langit, entahlah mengapa jadi tak cerah
berderai puluhan angin menerpa
tampak badai telah melarung dari sana

dan lihat,
peputik bunga berserakan
juga mahkotanya
menunggu kematian yang sebentar
sebentar lagi akan datang

leladang5, 5 Juni 2007

Kubur Kaca

stanza itu tak pernah selesai
dibawa angin darek yang berbuntalan dengan awan
langit menempuh sujud
ketika itu, pecah dalam alir sungai
suara dengan dengung yang tambun

bayangan menebing
sementara, bait-bait lagu terus mengapung
memantrai udara
bait yang tak pernah selesai dinyanyikan

stanza itu
melarung dalam hingar
menghilang dalam peradaban
kisruh dalam tempaan janang

Alahan Panjang, November 2008