Selamat Datang!

Mencobalah untuk lebih dekat! Agar semua rasa bisa dilebur, demi meringankan jiwa yang sedang kalut!

Carilah Sesuatu Yang Hilang Itu

Google

01 Mei 2008

Surat Pernyataan Sikap Penyair Muda Bandung

Penyair Lima Kota Berkumpul di Payakumbuh
Minggu, 27 April 2008 | 11:19 WIB

Laporan Wartawan Kompas Agnes Rita Sulistyawaty

BUKITTINGGI, MINGGU - Puluhan penyair dari lima kota berkumpul di Payakumbuh untuk mengikuti Temu Penyair Lima Kota, yang diselenggarakan Dewan Kesenian Sumatera Barat, Dewan Kesenian Payakumbuh, dan Dinas Kesenian Payakumbuh, 27-29 April 2008.

Ketua Temu Penyair Lima Kota Iyut Fitra, Minggu (27/4), mengatakan acara ini merupakan ketiga kalinya. Selain penyair dari Sumatera Barat, penyair dari Bali, Yogyakarta, Bandung, dan Lampung menjadi peserta. "Kali ini, kami mengangkat tema peran media di mata penyair karena media massa masih berperan penting untuk penyebaran karya sastra," kata Iyut.

Hari Minggu ini, para penyair mengunjungi tanah kelahiran penyair Chairil Anwar, di Nagari Taeh, Kabupaten Limapuluh Kota. Senin (28/4) dan Selasa (29/4) akan diadakan diskusi sastra. Selain para penyair peserta, puluhan penyair dari berbagai kota juga hadir sebagai peninjau.

ART
-------------------------------------------------------------------------------------

Berita tersebut saya baca di Kompas hari ini. Saya sebagai orang yang terlibat di dua acara sebelumnya merasa ada yang salah dengan berita itu. Ketua pelaksana tidak tegas menyatakan bahwa Penyair Muda Bandung menolak klaim bahwa acara di Payakumbuh adalah kelanjutan dari dua acara sebelumnya yang dilaksanakan di Bandung dan Yogyakarta.

Awalnya kami merasa cukup dengan mengirim email pribadi dan surat pernyataan resmi ketidakbersediaan koordinator untuk wilayah Bandung. Saya pikir, surat itu cukup merepresentasikan sikap kawan-kawan Bandung. Apalagi setelah ketua pelaksana mengirim undangan untuk yang kedua kalinya lewat Ahda Imran, yang ditunjuk untuk menggantikan saya sebagai koordinator, dan lagi-lagi, sikap kawan-kawan Penyair Muda Bandung masih sama, menolak klaim karena beberapa alasan yang sangat prinsipil.

Dari dua koordinator yang diminta ketua pelaksana hanya ada satu jawaban yang sama. Tapi jawaban itu sepertinya tidak berpengaruh apa-apa pada klaim panitia. Sungguh, saya merasa, panitia tidak memperhatikan sikap yang telah ditunjukkan oleh kawan-kawan Penyair Muda Bandung.

Berita yang saya kutip di atas menyatakan seolah-olah ada penyair dari Bandung yang datang ke Payakumbuh, dan terlibat aktif mengikuti acara tersebut. Akan tetapi sayang sekali tidak satu pun nama penyair yang disebutkan dalam berita itu. Setahu saya tidak ada Penyair Muda Bandung yang datang dan ikut terlibat aktif dalam acara tersebut. Oleh karena itu panitia harus mengklarifikasi pernyataan dalam berita tersebut.

Akhirnya, saya kutipkan juga surat pernyataan dari kawan-kawan Penyair Muda Bandung. Saya hanya ingin meluruskan berita yang terlanjur menyebar itu.

Salam,

Afnaldi Syaiful.


Surat Pernyataan Sikap


Kami adalah para Penyair Muda Bandung yang memegang teguh semangat muda dan konsisten dengan apa yang kami percayai sebagai proses kepenyairan di Indonesia tidak akan goyah oleh segala bentuk intimidasi yang bisa meruntuhkan tiang-tiang perjuangan menuju dunia kepenyairan yang berpihak kepada anak muda..

Sehubungan diadakannya acara Temu Penyair Lima Kota di Payakumbuh, Sumatera Barat, bahwa kegiatan ini diklaim oleh Panitia sebagai kelanjutan dari acara Temu Penyair Muda Jawa Barat-Bali 2005 dan Forum Penyair Muda Empat Kota 2007, maka kami, Penggagas/Konseptor ”Temu Penyair Muda Jawa Barat-Bali 2005”, Forum Penyair Muda Bandung peserta “Temu Penyair Muda Jawa Barat-Bali 2005”, dan Forum Penyair Muda Bandung peserta “Forum Penyair Muda Empat Kota 2007” menyatakan sikap :

1. Kami menghargai inisiatif Dewan Kesenian Kota Payakumbuh (DKKP) untuk menyelenggarakan Temu Penyair Lima Kota (Bandung, Yogyakarta, Sumatera Barat, Lampung, dan Bali).

2. Setelah mempelajari proposal acara Temu Penyair Lima Kota, maka kami menyatakan bahwa terdapat perbedaan konsep yang sangat mendasar antara acara ini dengan acara Temu Penyair Muda Jawa Barat-Bali 2005 dan Forum Penyair Muda Empat Kota 2007. Oleh karena itu, kami menolak klaim Panitia Temu Penyair Lima Kota dan menyatakan bahwa acara Temu Penyair Lima Kota adalah BUKAN kelanjutan dari acara Temu Penyair Muda Jawa Barat-Bali 2005 dan Forum Penyair Muda Empat Kota 2007.

3. Kami menyatakan tidak ada keterkaitan antara acara Temu Penyair Lima Kota dengan acara Temu Penyair Muda Jawa Barat-Bali 2005 dan Forum Penyair Muda Empat Kota 2007.

4. Konsekuensi dari sikap kami ini adalah kami tidak akan mengirim perwakilan/penyair untuk mengikuti acara Temu Penyair Lima Kota


Demikianlah Pernyataan Sikap ini kami buat sebagai pendirian kami terhadap kelangsungan acara Temu Penyair Muda yang kami gagas tahun 2005 lalu.
Terima kasih.


Bandung, 27 April 2008
a.n.
Penggagas/Konseptor ”Temu Penyair Muda Jawa Barat-Bali 2005”,
Forum Penyair Muda Bandung peserta “Temu Penyair Muda Jawa Barat-Bali 2005” dan Forum Penyair Muda Bandung peserta “Forum Penyair Muda Empat Kota 2007”

Berikut ini Penyair Muda Bandung yang menyetujui Surat Pernyataan ini :

1. Widzar Al-Ghifary
2. Afnaldi Syaiful
3. Yopi Setia Umbara
4. Dian Hartati
5. Fina Sato
6. Rudy Ramdani
7. Dian Hardiana
8. Jafar Fakhrurozi
9. Rizki Sharaf
10. Evi SR
11. Heri Maja Kelana
12. Semmy Ikra Anggara
13. Mira Lismawati

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Ternyata memang sulit untuk konsisten dalam bersikap. Penyair muda dari Padang yang sangat kita harapkan untuk konsisten dengan apa yang kita sepakati di Djogdja pada tahun 2007 lalu, ternyata luluh juga oleh hegemoni "kaum tua".

indriankoto.blogspot.com mengatakan...

saya akan sedikit berkomentar:
bahwa apa yang terjadi di padang kemudian adalah hal lain yang tidak berhubungan dengan Forum Penyair Muda sebelumnya. apa yang kawan2 bandung rasakan, adalah perihal yang kami bawa juga dari jogja. persoalan lain kami bisa saksikan dari lapangan dan tempat. karenanya, Forum Penyair Muda dikembalikan pada hakikat sebelumnya. kegiatan yang diadakan di Payakumbuh tidak berhubungans ama sekali dengan kehiatan di Yogyakarta. perbedaannya adalah, ada suara dari bandung dan ada suara dari tem,pat acara. begitu.

Anonim mengatakan...

Masalah tua dan muda itu takkan pernah selesai... JIka dipermasalahkan. Tidak selamanya kita itu harus melawan orang tua bukan? dan hakikatnya, proses kreatif pengarang di Sumbar tidak pernah dihambat oleh kaum tuanya.

Sangdenai mestinya mengerti dengan peta proses kreatif di Sumbar. Jadi, permasalahan Tua Muda yang dialami oleh kawan2 di luar Sumbar sama sekali tak terjadi di Sumbar itu sendiri.

Saya pun berharap panitia segera mengklarifikasi persoalan ini. AGar tak bertambah ruwet.

Dan cukupkan saja diskusi yang tak berujung pangkal ini, supaya dapat bergegas bergerak sesuai dengan konsep lama di Bandung dan Jogja.