19 Oktober 2008
Perjalanan
nafas bebatuan seperti memanggil pulang
cerita tentang pepohonan, tualang yang menitip siang
dengan air yang menguntit karam
dan selendang gadis muda yang
hanyut dibawa pasang
pada garis tangan ibu
senja menjejakkan catatan-catatannya
dimana ketulusan menjadi garang
dan kampung halaman meneruka dalam bayang
jadilah kepulangan adalah sesuatu yang mustahil
meski kereta telah lambat menemukan peron
o, gadis muda dengan selendang hijaunya
berjalan dalam riang malam
kandas dalam lautan
hingar dalam nestapa kampung halaman
F 2.5, Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar