19 Oktober 2008
Ode Badai
adakah arus hilir mencerabuti pepohonan akasia
rimbun dalam benam badai
menikam gemuruh, dan air mata sungai
yang terisak riuh
mata yang menikam bebatuan
dalam upacara purnama yang basah
darah meruap dalam bara kemenyan
menutup kalap badai yang bertempuran
badai...badai...badai...
tak lekang tangis menghilang dalam letusan sangkakala
dinding-dinding batu penuh kesumat
bersama dengan keheningan yang hilang cekam
menusuk lewat bantal, guling dan kasur
siapa yang melaknat diri?
mengharap darwis lewat di sisian rumah
sambil mengatakan; “mari mati
mari...mari....
demi nurani!”
AA. Navis, September 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar