28 September 2008
Perempuan Ilalang (VIIII)
;semisal sepi yang menempuh angan
berkelindan mencapai waktu dengan
kekosongan
laut merah tembaga
menyepuh yang terkelupas dalam hati
dengan kesendiriannya
siapa menjemput siapa!
senyum yang legit, ditiriskan melalui ilalang
rimbun memenuhi pagar
hanya perempuan dalam kenestapaan
menunggu waktu
menunggu, sang kekasih
di pintu pantai yang menggebu
sementara debu masih menderu
dedaun dan ranting-ranting kering
mendesau
melelahkan ilalang dalam pertapaannya
siapa menemu siapa!
perempuan terbujur di atas dipan
menempa kesengsaraan
merajut kesetiaan
dalam dada, dalam hati yang riskan
Rumah Cinta, September 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
saya nyasar diantar google ke blog ini. puisi anda benar2 menghanyutkan, dan dalam ruang interpretasi sy sanggup menyentuh sesuatu yg saya alami secara personal. keep up the good work, salam kenal juga...
perempuan setia..begitu maksudnya?
Posting Komentar