05 November 2008
Ngiangmu
;Rudi Datuak
kau telah bertemu dengan nasib
genggaman yang menirukan igau
hujan menikam darah
dan aku ingat semasa kita berteduh
dalam ruang kopi yang hangat
kurindu gumammu sahabat
menebas pilu di antara jalanan yang rawan
dan kau berceloteh tentang masa depan
yang begitu suram kurasa
ngiang suara yang tertuba
cium garis tanganmu yang swarga
dimana kau menjemput nasib
dengan gegas, dan bertemu raib
yang tak dapat kau tolak
oh langit, dengan darah tergenang
menghitung pertanda sebagai pasi
dan wajahmu jatuh dalam kental kopi
yang kuseruput semalaman
kau telah berkawan dengan kafan
meniadakan nafas dan retak tangis kawan-kawan
rapal doa dan igau yang jemu
tentang masa depan
selamat jalan!
Rumah Cinta, November 2008
Kulukis Bidadari Tenggara
Perjalanan
;Arif Rizki
seperti harap pada waktu yang membingungkan
kau lembab pada ujung trotoar jalan
masih juga, kau rindukan kesendirian
padahal, kesendirian mulai memutar haluan
yang sesalnya, menempuh lorong sunyi
dan kau mendambakan hujan turun di sana
basah lalu bahagia
lepas seperti lentingan batu
dari ketapel masa kanakmu
Rumah Cinta, September 2008
Lafaz Suci
;bismillah
seperangkat mesin menyala
rodanya berputar lambat
menderu, panas dan beringas
;allahu akbar
hanya tubuh lemah
terbaring seiring tualang waktu
yang pergi menjinakkan jiwa
;alhamdulillah
mesin-mesin berjalan dalam gugu
“pinggir...pinggir...”
mengesiapkan rumbia, papan, bambu dan batako merah
yang tersusun serampangan
;astagfirullah
tak ada daun kering yang jatuh
sebagai tanda kesedihan
tak ada bendera kuning
yang terpasang di ujung gang
juga tak ada bendera putih
tanda kekalahan
;lailahailallahu
hanya getir lamunan nenek tua
yang bersandar di puing gubuknya
hanya anak-anak yang berlarian
main air di bekas pemandian
;wallahualam
waktu masih tersipu malu
waktu masih enggan untuk berkabung
penantian panjang
hanya diselingi zikir kepada Tuhan
PKM, September 2008
Langganan:
Postingan (Atom)