Selamat Datang!

Mencobalah untuk lebih dekat! Agar semua rasa bisa dilebur, demi meringankan jiwa yang sedang kalut!

Carilah Sesuatu Yang Hilang Itu

Google

05 November 2008

Ngiangmu


;Rudi Datuak

kau telah bertemu dengan nasib
genggaman yang menirukan igau
hujan menikam darah
dan aku ingat semasa kita berteduh
dalam ruang kopi yang hangat

kurindu gumammu sahabat
menebas pilu di antara jalanan yang rawan
dan kau berceloteh tentang masa depan
yang begitu suram kurasa

ngiang suara yang tertuba
cium garis tanganmu yang swarga
dimana kau menjemput nasib
dengan gegas, dan bertemu raib
yang tak dapat kau tolak

oh langit, dengan darah tergenang
menghitung pertanda sebagai pasi
dan wajahmu jatuh dalam kental kopi
yang kuseruput semalaman

kau telah berkawan dengan kafan
meniadakan nafas dan retak tangis kawan-kawan
rapal doa dan igau yang jemu
tentang masa depan
selamat jalan!

Rumah Cinta, November 2008

Kulukis Bidadari Tenggara


menepilah angkasa
seperti kekasih yang merapat di getar musim
menikam pembuluh darah
merajut kesepian yang mengalun-ngalun
biar, kulukis benang kematian
jembatan langit, yang mencekam perdu sebagai alasnya
kunamai ia, bidadari tenggara

Puncak Marpati, Maret 2008

Perjalanan


;Arif Rizki

seperti harap pada waktu yang membingungkan
kau lembab pada ujung trotoar jalan
masih juga, kau rindukan kesendirian
padahal, kesendirian mulai memutar haluan

yang sesalnya, menempuh lorong sunyi
dan kau mendambakan hujan turun di sana
basah lalu bahagia
lepas seperti lentingan batu
dari ketapel masa kanakmu

Rumah Cinta, September 2008

Lafaz Suci


;bismillah
seperangkat mesin menyala
rodanya berputar lambat
menderu, panas dan beringas

;allahu akbar
hanya tubuh lemah
terbaring seiring tualang waktu
yang pergi menjinakkan jiwa

;alhamdulillah
mesin-mesin berjalan dalam gugu
“pinggir...pinggir...”
mengesiapkan rumbia, papan, bambu dan batako merah
yang tersusun serampangan

;astagfirullah
tak ada daun kering yang jatuh
sebagai tanda kesedihan
tak ada bendera kuning
yang terpasang di ujung gang
juga tak ada bendera putih
tanda kekalahan

;lailahailallahu
hanya getir lamunan nenek tua
yang bersandar di puing gubuknya
hanya anak-anak yang berlarian
main air di bekas pemandian

;wallahualam
waktu masih tersipu malu
waktu masih enggan untuk berkabung
penantian panjang
hanya diselingi zikir kepada Tuhan

PKM, September 2008